top of page

BIGBANG!


Sebetulnya, sebelumnya saya juga sudah suka mendengar musik Korea, tapi bukan dari industri pop-nya. Ya, standar, sih. Seperti Clazziquai Project, Busker Busker, Humming Urban Stereo.

Dulu saya memang agak kurang tertarik dengan K-Pop –nya. Menurut saya K-Pop itu terlalu berkesan manufactured, lah. Agensi meraup banyak pemuda pemudi dengan raw talent bak menambang untuk emas sebanyak-banyaknya, dipoles habis-habisan, dan akhirnya dikemas menjadi suatu produk yang siap jual. Lagu sudah disediakan, dance juga sudah ada dari koreografernya. Walaupun demikian, memang tidak bisa dipungkiri kalau mereka memang berbakat. Mereka setidaknya dapat membawakan semua yang telah disediakan tersebut dengan sangat brilian dan tetap menunjukkan warna dan karakter dari mereka sendiri. Tapi, ya, begitu. Satu konsep semua jadinya, industri K-Pop itu. Dari berbagai agensi, mereka jadi terlihat sama semua. Musiknya juga terkesan homogenous, dan kerap kali mengikuti trend yang ada supaya bisa lebih diterima dan cepet laku. Kalau perpaduan hiphop-EDM lagi lebih banyak digandrungi, pada begitu semua. Kalau lagi musim yang fierce atau dark kesannya, begitu semua. Jadi masing-masing grup tersebut kesannya kehilangan warnanya sendiri. Susah untuk menonjol bagi orang awam. Jatuhnya membosankan.

Sebetulnya saya ini musically bipolar. Saya juga banyak mendengarkan musik pop. It can be said that I have a thing for late 90’s R&B jam seperti yang dibawakan Hirai Ken atau Utada, dan saya juga sebetulnya menyukai musik ballad ala Korea yang kerap kali selalu dikemas dengan megah dengan iringan stringsnya yang khas. Tidak hanya itu saja sih, sebetulnya. Kadang musik pop suka memberikan kejutan yang menarik, seperti ‘begitu didengar, tau-tau jadi kedengeran enak aja, gitu’. Padahal di luar dari apa yang biasanya didengar. Walau minusnya, musik pop itu walaupun enak, seringkali kurang membuat berkesan dan akhirnya suka bikin bosan, tapi ya kemungkinan saya menjadi fans dari bintang pop sebetulnya lumayan besar karena faktor tersebut.

Sampai akhirnya Februari 2016 kemarin. Waktu itu saya lagi seru nonton Music Station di NHK (yang sekarang acaranya sudah bubaran). Tau-tau bintang tamunya BIGBANG. First impression saya ke mereka saja sudah bagus. Mereka berbahasa Jepang dengan fasih sekali, dan ternyata mereka memang K-Pop group yang paling terkenal di Jepang, yang pastinya aktif di Jepang. Saya melihatnya jadi terkagum-kagum sendiri. Lalu saat tiba mereka perform, mereka membawakan lagu ‘BANG BANG BANG’ waktu itu. Suatu musik trap yang menghentak, berisik, dengan rap. Musik yang tidak biasanya saya selalu dengar. Tapi entah kenapa kalau didengar-dengar asik juga lagunya. Lalu performance merekapun ternyata keren sekali! Jauh beda dengan penampilan boygroup Korea yang biasanya saya lihat. Macho, maskulin, garang, dan gagah. Mereka tidak terlalu meng-emphasize koreografi mereka, lebih memusatkan ke vokal dan stage act, dance-nya kurang, tapi justru itulah yang membuat mereka terlihat lebih gagah. Semenjak itu, saya mulai mendengarkan seluruh ‘MADE’ series mereka. Jadi, selama selang waktu satu bulan, mereka mengeluarkan empat single ‘M’, ‘A’, ‘D’, ‘E’ yang masing-masing berisikan dua lagu. Itu dimulai dari 1 Juni 2015, yang merupakan hari ulang tahun saya. Hahahahaha. Saya serius, ini. Dan ternyata, keseluruhan, semuanya keren-keren! Untuk ukuran K-Pop group, musikalitas untuk ‘MADE’ ini sangatlah apik, dengan range genre yang cukup luas. Setiap lagunya mempunyai karakter yang saling bertolak-belakang. Dalam seri inipun, mereka lebih natural dan lebih dewasa. Saya juga mendengarkan karya-karya mereka yang terdahulu, dan yang menjadi favorit saya adalah album ‘ALIVE’. Album yang mungkin jadi permulaan dari image baru mereka yang lebih ‘tender’, dan kalem. Sampai sekarang, yang jadi lagu favorit saya itu ‘MONSTER’. Entah kenapa melodinya, dan chord progressionnya terasa heartwarming. Liriknya juga ternyata bittersweet.

Kalau untuk mini album-mini albumnya yang rilis circa tahun 2006-2008-an, saya juga suka, sih. Mengingatkan saya dengan boygroup western akhir '90-an, musiknya. baik R&B-nya, maupun hiphop-nya. Ini salah satu lagu jaman jebot mereka yang saya suka:

Banyak yang bilang tune dari lagu ini mengingatkan mereka akan musik Shibuya-kei.

Ah iya, yang saya suka dari BIGBANG, selain semua itu, mereka bisa dibilang sedikit lebih ‘merdeka’ dari grup lain karena membernya sendirilah yang mengcompose dan kadang mengarrange lagu-lagunya. Bisa dibilang, mastermind dari lagu-lagu BIGBANG itu G-Dragon. Dibalik hampir semua lagu-lagu BIGBANG, dialah mastermind-nya. Memang karya-karya sebelumnya ada beberapa bukan karya dia, melainkan dibuatkan, tapi semakin kesini mereka semakin mandiri.

Sebelumnya, saya gak begitu memperhatikan, atau bahkan peduli dengan member-membernya. Tapi karena saya terlalu banyak literally heavy-rotating lagu-lagu mereka selama dua bulan (gak denger lagu lain selain lagu-lagu BIGBANG), dan juga nonton variety show yang ada merekanya, dan DVD konsernya, sayapun akhirnya jadi memperhatikan satu per satu dari mereka. Untuk member, yang jadi favorit saya itu ya T.O.P. HAHAHAHAHA. Dulu saya hanya peduli dengan musiknya saja, tidak memperhatikan charm dari setiap membernya, sampai akhirnya yang menarik hati saya ya si T.O.P ini. Untuk ukuran rapper di ranah K-Pop, suara baritone-nya itu memang tidak biasa. Seksi banget. Saya jarang dengar karakter suara yang sepertinya, ngerap. Dia juga mempunyai sense yang bagus baik dalam musik, fashion, ataupun fine-art, orangnya bisa dikatakan art connoisseur, dia sedang menjadi kurator untuk Sotheby's. Orangnya smart dan cultured banget. Di luar musikalitasnya, dia itu tipe saya banget. Iya. Gitu. Ho-oh. (saya ini fetish rahang soalnya)

Selain itu, ia orangnya juga sangat nyeleneh. Personality-nya kocak, tapi kocak aneh. Selera humornya terlalu unik. Mirip dengan saya di dunia nyata, tapi versi cowok gantengnya. Hahahaha.

Yah, begitulah. Saya sendiri juga gak nyangka bisa terjun ke per-K-Pop-an. Walaupun cuma BIGBANG doang, sih. Menurut saya mereka memang beda dari yang lain. Selain itu, mungkin karena faktor selera musik saya ini kayak tante-tante, ya. Sebetulnya sih, kalau untuk grup pop, masalah genre itu tergantung faktor generasi juga. Mereka kan, senior. Musiknya ya menyesuaikan jaman mereka, yang pada jaman mereka memang pengkategorian dan kemurnian genre itu masih sangat baik. Gak se-campur-aduk sekarang. Mungkin banyak juga grup lain yang seangkatan yang musiknya sejenis atau bahkan lebih enak, kan. Tapi menurut saya, mereka tetap spesial dan berbeda dari yang lain.

Sayangnya, saya baru menjadi fans dari mereka begitu merek mau vakum untuk menjalankan wajib militer secara bergantian yang akan berlangsung selama lima tahun. Saya udah takut aja nanti begitu wajib militer itu selesai, mereka kemungkinan bubar. Sedih juga, saya yang fans baru belum ada pengalaman apa-apa dengan mereka, eh udah langsung bubaran.

Semoga sukses selalu, ya, uri oppadeul!

Recent Posts
Search By Tags
No tags yet.
bottom of page